TERASBANDUNG.COM - Pemprov Jabar tahun ini diperkirakan akan mendapatkan mandat target realisasi investasi senilai Rp250 triliun dari Kementerian Investasi/BKPM.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yuliastiani mengemukakan besaran investasi Jabar sekitar Rp247 triliun hingga Rp250 triliun yang bakal menjadi target dari nasional.

"Optimistis bisa mencapai itu, melihat setiap tahun kami bisa melampaui target dan tentunya karena Jabar banyak memiliki hal yang mendukung peningkatan investasi," kata Nining Yuliastiani dalam acara BEJA (Bewara Jawa Barat) Vol. 2, di Gedung Sate Bandung, Selasa 30 Januari 2024.

Mengambil tema 'West Java Investment Report 2023 and Economic Outlook 2024', BEJA juga menghadirkan Plh Sekda Provinsi Jabar Taufik Budisantoso dan Deputi Kepala Perwakilan Bank Bambang Pramono. Serta hadir Ketua Kadin Jabar Cucu Sutara dan Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik.

Nining menambahkan realisasi investasi Jabar 2023 mencapai Rp210,6 triliun, di atas target yang diberikan sebesar Rp188 triliun.

Lima besar kabupaten dan kota dengan investasi terbesar yakni Kabupaten Bekasi Rp61,21 triliun, Kabupaten Karawang Rp45,86 triliun, Kabupaten Bogor Rp15,18 triliun, Kabupaten Purwakarta Rp14,88 triliun, dan Kota Bekasi senilai Rp12,3 triliun.

Sekda Provinsi Jabar Taufik Budisantoso menambahkan, investasi di Jabar khususnya wilayah Rebana (utara) dan Arumanis (selatan) terus meningkat. Dari 2021 hingga 2023, total investasi di kawasan Metropolitan Rebana mencapai Rp50,11 triliun. Sementara di kawasan Arumanis senilai Rp27,3 Triliun.

Selain PMDN (penanaman modal dalam negeri), investor luar negeri yang membidik Jabar juga terus meningkat. Pada 2023 investor asing yang masuk ke Jabar mencapai Rp122,6 triliun.

Khusus investasi asing, Jepang menjadi penyumbang tertinggi dengan nilai investasi Rp26,65 triliun. Negara lainnya adalah Singapura, Tiongkok, Korsel dan Malaysia.

"Strategi sudah kami siapkan untuk kembali menarik minat investasi baik melalui pameran atau bekerja sama dengan Bank Indonesia mengurasi potensi yang dimiliki pemerintah kabupaten dan kota di Jabar yang potensial untuk diminati investor," jelasnya.

Taufiq Budi Santoso mengemukakan raihan positif investasi Jabar merupakan buah sinergi, komitmen dan dukungan dari seluruh pihak, termasuk Pemdaprov Jabar bersama Bank Indonesia Jawa Barat.

Raihan ini juga turut memberikan pesan kepada masyarakat bahwa investasi menjadi salah satu motor penggerak perekonomian di Jawa Barat. Mendatang, realisasi investasi perlu dibaerngi upaya pemerataan.

Hal tersebut sejalan dengan peta persebaran investasi Jabar yang terkonsentrasi di bagian utara seperti Kabupaten Bekasi (25 persen) hingga Kabupaten Karawang (22 persen).

Taufiq Budi Santoso mengungkapkan akan meningkatkan investasi di Jabar sesuai arahan pemerintah pusat dengan menyajikan iklim yang kondusif bagi investor.

"Sebagaimana diarahkan oleh pemerintah pusat bahwa kita ditargetkan untuk meningkatkan investasi di Jabar menjadi antara Rp247 sampai Rp250 triliun," katanya.

Maka dari itu, Taufiq akan memastikan situasi dan kondisi yang nyaman bagi investor untuk berinvestasi di Jabar.

"Investasi menjadi penting untuk kita dorong, fasilitasi, dan disiapkan iklim yang kondusif," imbuhnya.

Taufiq menuturkan pula bahwa investasi menjadi bagian penting dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah Jabar. Untuk itu, ia berharap target yang ditentukan oleh pemerintah pusat dapat terealisasi.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bambang Pramono menambahkan realisasi investasi di Jabar yang selalu melampaui target menunjukkan keberhasilan Pemdaprov Jabar dalam menyiapkan potensi yang dimiliki.

"Yang ditawarkan sangat diminati dan potensial sehingga berhasil menarik investasi," tegasnya.

Bambang menegaskan investasi harus lebih tersebar tidak hanya di wilayah utara saja, namun juga ke selatan Jabar. Jabar juga berpotensi untuk pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi hijau atau energi terbarukan.

Menurutnya, keberhasilan dalam menciptakan iklim investasi yang harmonis menjadi kunci realisasi investasi Jawa Barat yang semakin melesat di 2023 harus dilanjutkan.

Selain itu, realisasi investasi yang tinggi juga sangat berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat seiring dengan nilai Incremental Capital Output Ration (ICOR) yang relatif stabil dari tahun ke tahun.