Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik/ist
TERASBANDUNG.COM - Apindo Jabar menggelar rangkaian acara Rapat Kerja dan Konsultasi Provinsi (Rakerkonprov) ke-23, Halal Bi Halal dan juga Investor Daily Roundtable (IDR) yang merupakan kerjasama dengan BTV Media berupa diskusi mendalam dengan para stakeholder, Kamis 25 April 2024.
Acara dihadiri Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara selaku narasumber IDR, didampingi Kakanwil Ditjen Pajak, Kakanwil Ditjen Bea Cukai, Kakanwil Ditjen Perbendaharaan, dan Kakanwil Ditjen Kekayaan Negara Jabar.
Hadir pula Executive Chairman B-Universe Enggartiasto Lukita, perwakilan Pemprov Jabar dari berbagai Dinas, Polda Jabar, Kepala Bank Indonesia Jabar, Kepala Bursa Efek Indonesia Jabar, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Jabar, Para Rektor dan Ikatan Alumni Perguruan Tinggi, Kadin Jabar, Asosiasi dunia usaha, dan perusahaan perbankan.
Selain itu hadir Apindo Nasional, Pengurus dan Anggota Apindo Jabar, dan Pengurus Apindo Kabupaten/Kota se-Jabar.
Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik mengajak seluruh pihak menjadikan momentum Idulfitri sebagai ajang mempererat silaturahmi terutama di tengah suasana pasca pemilihan presiden.
"Saya juga mengajak untuk meningkatkan toleransi antar umat beragama, memperkuat kerjasama, persatuan, serta semangat kebangsaan untuk bersama menghadapi tantangan global yang semakin berat," tuturnya.
Dia menilai, konflik antara Iran dan Israel berdampak pada perekonomian global termasuk Indonesia, di mana menyebabkan kenaikan harga minyak dunia mengingat Iran merupakan produsen minyak terbesar ke-7 dunia pada 2023.
Meskipun Indonesia tidak mengimpor minyak dari Iran, namun Indonesia sebagai negara net importir minyak akan ikut terdampak.
Kenaikan harga minyak berpotensi memperlebar alokasi anggaran belanja subsidi energi. Namun demikian, Pemerintah akan menahan harga BBM tetap stabil hingga Juni 2024.
Konflik juga berpotensi menyebabkan inflasi dan menaikkan tingkat suku bunga. Selain itu, menyebabkan keluarnya investasi asing ke aset yang lebih aman, serta menganggu ekspor Indonesia yang pada akhirnya menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Saya mengajak seluruh stakeholder untuk selalu optimis dan bersatu padu dalam menghadapi tantangan global dari adanya konflik Israel-Iran, karena hal itulah yang membuat Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pandemi Covid-19 hingga konflik RusiaUkraina pada 2022, serta resesi global pada 2023.
"Apindo akan turut serta berkontribusi dalam mendukung pemerintah dalam menghadapi tantangan global ke depan. Untuk itu, Apindo Nasional telah memberikan buku Roadmap
perekonomian Indonesia lima tahun mendatang kepada pemerintahan mendatang yang berisi berbagai rekomendasi kebijakan," katanya.
Ning Wahyu mengemukakan Apindo Jabar juga akan turut berperan dalam menjaga kondusivitas dunia usaha di Jabar yang merupakan provinsi yang berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional dengan nilai Investasi tertinggi sebesar 14,84% dari nasional, jumlah kawasan industri terbanyak dengan 51 kawasan industri, kontribusi PDB Jabar di peringkat ketiga setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur, yang mencapai 12,56% dari nasional di mana sektor manufaktur Jabar tertinggi yang
mencapai 28,18% dari nasional, ekspor Jabar yang menyumbang 14,15% dari nasional, dan juga Jumlah penduduk Jabar tertinggi di Indonesia, mencapai 17,86% dari total nasional.
Meskipun menjadi provinsi dengan realiasi investasi tertinggi 6 tahun berturut-turut, Jabar menghadapi tantangan berupa jumlah pengangguran tertinggi yang mencapai 1,8 juta jiwa atau 24% dari nasional. Hal ini menjadi tantangan bersama yang harus diselesaikan melalui kolaborasi pentahelix antara pengusaha, pemerintah, serikat pekerja, akademisi, dan media.
Jabar juga mengalami pergeseran investasi yang mulanya padat karya menjadi padat modal di mana pada 2016 penyerapan tenaga kerja per 1 Trilyun investasi sebesar 3.497 orang namun pada 2023 hanya mencapai 1.203 orang.
Terkait itu, Ketua Apindo Jabar dan Wakil Menteri Keuangan berpandangan bahwa transformasi kebutuhan tenaga kerja menjadi tantangan bersama dan perlu adanya peningkatan kualitas SDM untuk menciptakan daya saing, yang mana hal tersebut dapat dicapai dengan adanya kolaborasi antara dunia usaha
dengan pemerintah.
Wakil Menteri Keuangan dan Ketua APINDO Jabar sepakat bahwa dalam meningkatkan kualitas SDM maka anggaran pendidikan harus dikelola dan dimaksimalkan untuk
meningkatkan produktivitas dan daya saing. Salah satunya melalui dana abadi pendidikan sebesar 139 Trilyun yang terakumulasi sejak 2010 - 2023.
Wakil Menteri Keuangan menyampaikan bahwa dana abadi tersebut dikelola untuk menjawab tantangan masa depan dalam bentuk pendanaan riset dan pemberian beasiswa
pendidikan LPDP yang hingga saat ini sudah membantu 45.496 putra putri Indonesia untuk mendapatkan gelar pendidikan.
Menurut Ketua Apindo Jabar, dana abadi tersebut seharusnya juga menjawab tantangan kebutuhan riil Pengusaha saat ini, di mana sebagai contoh investor - investor saat ini membutuhkan 'ready to use' tenaga kerja, tidak hanya lulusan SMA atau SMK tetapi lulusan SMA dan SMK plus ketrampilan tertentu bahkan termasuk soft skill.
Dalam menjawab tantangan kualitas SDM, APINDO Jabar telah menandatangani MoU dengan berbagai kampus, melalui program Pengusaha Mengajar yang bertujuan memberikan
pemahaman kepada kampus terkait kebutuhan dunia usaha serta mengajarkan mahasiswa untuk memiliki karakter pengusaha.
Selain itu, melalui program UMKM Merdeka yang merupakan program pendampingan UMKM oleh mahasiswa yang dimentori oleh Apindo diharapkan mampu menumbuhkan minat berwirausaha mahasiswa sehingga mampu menciptakan lapangan kerja baru dan menjadi solusi ketenagakerjaan di Jabar.