TERASBANDUNG.COM - Sampah dan stunting kerap menghantui wilayah Kelurahan Panjunan Kecamatan Astanaanyar Kota Bandung. Namun, sekarang masalah terebut menjadi cerita masa lampau.

Kelurahan Panjunan denga jumlah penduduk kurang lebih 6.500 jiwa dan luas 39.5 hektare itu punya solusi ampuh mengatasi dua masalah tersebut. Apa saja?

Ya, solusi yang dilakukan di Kelurahan Panjunan adalah memilah sampah organik dan anorganik. Pemilahan ini dilakukan agar kedua jenis sampah tersebut bisa diolah terlebih dahulu sebelum akhirnya sisa-sisa pengolahan dibuang.

Baca Juga : Libur Panjang Isra Miraj-Imlek, Satpol PP Siaga di Titik Rawan PPKS dan ODGJ

Tentu saja solusi ini memerlukan waktu yang tak sebentar. Mulai dari mendidik sampai membiasakan warga untuk memilah sampah. Usaha ini diupayakan terus-menerus sampai membuahkan hasil.

Pertama dilakukan oleh satu RT saja, lalu diikuti oleh RT lainnya hingga hampir seluruh lapisan masyarakat berpartisipasi dalam proses pemilahan sampah tersebut.

Hasil olahan sampah organik tersebut menjadi kompos yang diberikan dan dimanfaatkan warga Kelurahan Panjunan.

Baca Juga : Jelang 100 Hari, Prabowo Tegaskan Komitmen Transformasi Nasional

"Kemanakan lagi komposnya? kembalikan lagi ke warga... Prosesnya terus menerus, berkelanjutan dan bermanfaat untuk masyarakat," jelas Lurah Panjunan, Iya Sunarya di Kantor Kelurahan Panjunan beberapa waktu lalu.

Iya mengungkapkan, sampah anorganik diserahkan ke bank sampah. Saat ini, Kelurahan Panjunan sedang berproses melakukan kerja sama dengan Pegadaian. Agar sampah yang ditabung bisa ditukar menjadi emas.

Tak hanya itu, sampah-sampah di sungai yang mengalir melalui Kelurahan Panjunan diangkut. Kini, warga tak perlu khawatir kebanjiran kalau ada hujan.

Baca Juga : Ini Dia 5 Manfaat Ajaib Bila Rutin Minum Jus Mentimun

Selain pengelolaan sampah, Kelurahan Panjunan juga memiliki satu program unggulan lain yaitu program pencegahan stunting yang bernama Sigahdisting (Sinergitas Pencegahan Deteksi Dini Terkait Stunting).

Dalam pelaksanaan program Sigahdisting, ada beberapa cara yang dilakukan kepada berbagai kalangan masyarakat untuk mencegah terjadinya stunting di Kelurahan Panjunan.

Pencegahan dilakukan dengan sosialisasi dan anjuran untuk meminum obat penambah darah setiap seminggu sekali kepada siswi remaja SMP (Sekolah Menengah Pertama). Tidak hanya kepada remaja, calon pengantin pun dicek kesehatannya sebelum melakukan akad guna memastikan kondisi fisik yang ideal. Selain itu, ibu hamil, nifas, dan juga bayi pun dicek kondisi kesehatannya untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

Baca Juga : Soal Kemasan, Ini yang Wajib Diketahui Pelaku Usaha Makanan Olahan

"Intervensi itu untuk remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, baru ke balitanya. Bagaimana bayi itu mendapatkan ASI (Air Susu Ibu) yang berkualitas," jelas Iya.

Kelurahan Panjunan bahkan mendapatkan penghargaan dari Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB) untuk program Sigahdisting yang sudah dilakukan. Menjadi 3 besar, Kelurahan Panjunan telah mengharumkan nama Kota Bandung dengan prestasi di bidang pemberantasan stunting. ***