TERASBANDUNG.COM - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Kota Bandung kembali memastikan stabilitas harga pangan di sejumlah pasar tradisional maupun modern.

Meskipun beberapa komoditas menunjukkan tren kenaikan, khususnya cabai dan bawang, kondisi pasar dinilai masih dalam batas aman.

Kepastian tersebut disampaikan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, saat melakukan pemantauan langsung di Pasar Modern Batununggal, Rabu (3/12/2025).

Ia mengungkapkan bahwa lonjakan harga terutama dipicu gangguan pasokan dan cuaca ekstrem yang melanda beberapa daerah penghasil.

Baca Juga : Babakan Siliwangi Masuki 65% Revitalisasi, Ini Bocoran Perubahannya

“Agak sedikit naik, kita masih awasi terus. Koordinasi dengan tim pengendali inflasi daerah sangat ketat bahkan diawasi langsung oleh Kementerian Dalam Negeri,” ujar Farhan.

Pemkot Bandung bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus memperkuat koordinasi, termasuk antisipasi jika terjadi lonjakan mendadak akibat faktor cuaca yang tidak menentu.

Farhan memastikan, berdasarkan laporan rapat koordinasi terakhir, suplai pangan untuk memasuki periode Nataru masih dalam kondisi aman.

“Hal yang paling dikhawatirkan memang yang terdampak bencana dan cuaca ekstrem seperti cabai dan bawang. Tapi Ibu-ibu jangan khawatir, kalau di rumah sudah ada Buruan Sae, cabe jeung bawang nu di bumi weh heula,” tambahnya.

Buruan Sae Dinilai Menjadi Penopang Ketenangan Warga

Farhan menyoroti bagaimana program Buruan Sae yang menekankan urban farming skala rumah tangga menjadi penyangga psikologis masyarakat di tengah fluktuasi harga.

Dengan ketersediaan tanaman pangan mandiri, warga tidak mudah panik atau terpengaruh kenaikan harga pasar.

Baca Juga : Kolong Pasupati Berubah Total! Kini Jadi Zona Olahraga Modern untuk Semua Usia

“Kadang harga itu tergantung psikologi konsumen. Buruan Sae memberikan psikologi baik. Lamun harga bawang jeung cabe naik, tapi ningali di Buruan Sae aya cabe jeung bawang, jadi tenang,” ungkapnya.

Sejak pascalebaran, Pemkot Bandung telah mendistribusikan bibit cabai dan bawang merah ke seluruh RW. Saat ini, hasilnya mulai tampak di beberapa kawasan.

Bazmut Hadir di 30 Kecamatan

Kepala Disdagin Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin, menjelaskan bahwa pemerintah juga menggelar Bazar Murah Utama (Bazmut) sebagai langkah pengendalian inflasi menjelang Nataru.

Program ini berlangsung sejak 24 November hingga 5 Desember 2025 dan hadir di 30 kecamatan.

“Alhamdulillah, Bazmut sedang berlangsung di berbagai kecamatan dalam rangka pengendalian inflasi menghadapi Nataru,” ungkap Ronny.

Baca Juga : Kini Pohon di Bandung Punya Identitas! Program KTP Pohon Resmi Dimulai

Bazmut diadakan melalui kolaborasi antara pemerintah kota, pelaku retail, distributor, dan perangkat kewilayahan seperti camat dan lurah.

Selain kebutuhan pokok, tersedia pula tenant UMKM unggulan di setiap kecamatan.

Ronny merinci beberapa komoditas yang mengalami penyesuaian harga akibat cuaca ekstrem, antara lain:

Cabai domba & cabai rawit merah: Rp70.000–Rp80.000/kg

Bawang merah: naik dari Rp40.000–Rp45.000 menjadi Rp50.000/kg

Sementara itu, harga komoditas strategis seperti telur, daging ayam, dan daging sapi relatif stabil. Harga daging sapi berada di kisaran Rp140.000/kg, sedangkan daging ayam sekitar Rp40.000/kg.

Baca Juga : Capaian Rutilahu Bandung 2025 Tuntas 100 Persen: 1.785 Rumah Diperbaiki, Target 9.000 Unit pada 2029

Untuk beras, Ronny memastikan stok lebih dari cukup. Beras SPHP di Bazmut dijual dengan harga Rp58.000, lebih murah dari HET yakni Rp62.500.

Ia pun mengingatkan masyarakat agar tetap bijak berbelanja.

“Jangan panik buying. Insyaallah kami terus memonitor ketersediaan dan harga pangan,” ujarnya.***