Saskia Gotik Hadir di Kecamatan Astana Anyar Bikin Suasana Gang Nyaman, Asri dan Bermanfaat Bagi Warga

Saskia Gotik Hadir di Kecamatan Astana Anyar Bikin Suasana Gang Nyaman, Asri dan Bermanfaat Bagi Warga Program Saskia Gotik membuat suasana gang di Asatan Anyar jadi nyaman dan asri. (Pemkot Bandung)

TERASBANDUNG.COM - Warga sebuah gang di wilayah Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung cukup kreatif untuk memanfaatkan lahan.

Warga di Kecamatan Astanaanyar menyebut kegiatannya Saskia Gotik seperti nama penyanyi dangdut asal Karawang

Ternyata Saskia Gotik merupakan singkatan dari Sama sama kita abadikan gang tematik yang merupakan program pemanfaatan konsep urban farming untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga melalui pemanfaatan lahan di gang.

Gang tersebut disulap menjadi lahan penanaman berbagai sayuran dengan tema berbeda di setiap gangnya. Ada gang jahe, kunyit, stroberi, pandan, terong, cabe, sereh, pakcoy hingga bunga telang.

Baca Juga: Kirmir Roboh, 10 Makam di TPU Sirnaraga Rusak hingga Kain Kafan Terlihat

Gang tersebut terletak di Kelurahan Karasak Kecamatan Astanaanyar Kota Bandung.

Camat Astanaanyar, Syukur Sabar mengatakan program tersebut dimulai sejak tahun 2012. Awalnya, kegiatan pemanfaatan lahan kosong oleh PKK untuk urban farming seluas 100 meter persegi.

"Kami bantu bibit, sekam dan tanah. Akhirnya berkembang di program PIPPK kita masukan untuk penanaman di atas drainase ditutup dengan besi beton sampai dibantu dari kementerian pertanian," kata Syukur Sabar dilansir dari laman resmi Pemkot Bandung.

Kemudian, kegiatan tersebut berlanjut ke gang-gang. Diawali dengan gang dengan tema Jahe Merah. Kegiatan ini berhasil, dan akhirnya diikuti dengan berbagai tema lainnya.

Baca Juga: Lima Bulan Taman Alun-alun Kota Bandung Belum Bisa Diakses Warga, Ini Penjelasan DPKP3

"Di sana dilakukan penanaman secara tematik, diawali dengan jahe merah dan berhasil sampai diresmikan oleh Wali Kota Bandung. Terus berkembang hingga dibuat gang temanik tersebut," ujarnya.

"Ini terus berkembang, dengan edukasi kepada masyarakat, hingga muncul gang kunyit, stoberi, pandan, terong, cabe, sereh, pakcoy dan bunga telang," imbuhnya.

Selain itu, ada juga ternak ayam, lele, dan pengolahan pupuk organik.

Hasil dari gang tematik ini dimanfaatkan warga untuk membuat berbagai olahan untuk penambahan nutrisi atau PMT bagi balita yang ada di Posyandu.

Di antaranya, puding dari olahan pakcoy dan bunga telang, nugget lele, manisan terong dan minuman dari jahe dan sereh (jeser).

"Jeser ini dijadikan minuman kesehatan bagi lansia oleh Puskesmas. Ini alhamdulillah bermanfaat," katanya.

"Ada juga membuat pupuk dari kulit telur, dekorasi dari barang bekas serta biopori untuk menampung air," lanjutnya.

Saat Covid-19 lalu, hasil panen dari urbang farming di gang temanik juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan warga yang sedang isolasi.

"Selama covid panennya untuk membantu warga yang isolasi. Telur, sayuran dan lain lain," ungkapnya.

Ia mengatakan, sampai saat ini lahan-lahan urban farming tersebut sudah mencapai stengah hektar secara keseluruhan.

Ia berharap program ini dapat terus berkembang dan bisa diterapkan di berbagai wilayah lainnya di Kota Bandung bahkan di Indonesia.**

Penulis: Teguh Nurtanto | Editor: Teguh Nurtanto

Berita Terkini