TERASBANDUNG.COM - Lahan parkir di lingkup Balai Kota Bandung ternyata banyak disalahgunkana warga hanya untuk numpang parkir saja.
Pasalnya selama ini kerap ditemukan para pengguna kendaraan khususnya roda empat yang menumpang parkir di Balai Kota, tapi tujuannya ke tempat lain.
Tak aneh jika banyak pegawai ASN yang bekerja di Balai Kota justru tidak kebagian lahan parkir.
"Wali Kota Bandung selama ini memantau, jika ternyata lahan parkir digunakan oleh banyak orang yang tidak berkepentingan ke Balai Kota. Apalagi di sekitar sini kan ada sekolah dan mal juga," ungkap Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Bandung, Zamzam Nurjaman dilansir ddari laman resmi Pemkot Bandung.
Baca Juga: Jadi Tema Hari Batik Nasional, Batik Raksasa Bercorak Khas Kota Bandung Dipamerkan
Maka sejak Oktober 2022, Pemkot Bandung menguji coba penataan parkir di lingkup Balai Kota selama enam bulan ke depan.
Tujuannya untuk mendata dan menertibkan kembali penggunaan lahan parkir kendaraan roda empat di Balai Kota.
"Jadi pagi-pagi itu sudah penuh. Maka dari itu, muncul arahan dari pimpinan untuk menyusun sisi parkir di Balai Kota," imbuhnya.
Uji coba ini dimulai pukul 06.00-10.00 WIB menggunakan kartu khusus. Kartu ini distribusikan ke sebagian kendaraan dinas yang ada di lingkup Balai Kota dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.
Baca Juga: Beroperasi 100 Persen, Fly Over Kopo Sukses Urai Kemacetan
"Datanya kita peroleh dari masing-masing OPD yang ada di sini. Selebihnya kita bagikan secara proporsional ke masing-masing OPD lainnya. Minimal tiga sampai 10 kartu," ujarnya.
Sedangkan di atas pukul 10.00 WIB, para pengunjung bisa menggunakan kartu pembayaran elektronik lainnya (e-money), untuk pengguna e-money tidak dikenakan biaya parkir alias Rp0 gratis.
"Sebab untuk saat ini kita hanya ingin mendata dan menertibkan dulu terkait parkir Balai Kota, bukan untuk pendapatan parkir," ungkapnya.
Ia menambahkan, Pemkot Bandung juga menyiapkan kartu untuk tamu. Jika kartu tamu tidak mencukupi, Pemkot akan membantu melalui operator agar para tamu bisa masuk ke dalam selama space parkirnya masih ada.
Jumlah kartu disesuaikan dengan kapasitas lahan parkir Balai Kotayang bisa menampung 265 mobil. Namun, pada lahan parkir di pos 1 akan dikosongkan, sehingga kapasitas mobil yang bisa ditampung sekitar 240-an.
"Di pukul 06.00-10.00 WIB itu bisa jadi kita ada kunjungan, tamu, atau rapat dengan pihak eksternal, itu kita bantu untuk bisa masuk ke Balai Kota. Intinya yang penting jelas tujuannya," paparnya.
Jika ternyata lahan parkir yang disediakan di dalam Balai Kota sudah penuh, Pemkot Bandung akan menyediakan juga di kawasan luar Balai Kota. Misalnya di sekitar taman Dewi Sartika sementara untuk lahan parkirnya.
Lokasi parkir mobil di Balai Kota tersebar di beberapa titik. Ada parkir Pos 1 yang bisa menampung sembilan unit mobil. Lalu, di parkir barat dekat Taman Labirin. Kemudian, parkir timur depan puskesmas.
"Ada juga di selasar labirin dekat Taman Badak. Ditambah untuk pimpinan ada di selasar yang menuju ke ruang tengah," imbuhnya.
Uji coba ini akan dievaluasi selama sepekan jumlah mobil yang parkir di Balai Kota saat ini. Sehingga jumlah kartu yang dibutuhkan dan waktu-waktu keramaian mobil mulai memadati area parkir Balai Kota pun bisa dikaji lebih dalam.
"Ini akan berjalan dari Oktober sampai enam bulan ke depan kalau misalkan efektif. Tapi, kalau ternyata dua pekan nanti kita mendapatkan banyak komplain, akan jadi catatan yang akan kita sampaikan juga ke pimpinan," tuturnya.
Ia mengatakan, untuk sementara ini Pemkot akan fokus dulu pada pembenahan parkir roda empat, sedangkan untuk parkir motor masih bisa terkendali.
"Kita bisa sampai 425 kalau untuk space motor. Masih aman sampai sekarang," pungkasnya.**
Penulis: Teguh Nurtanto | Editor: Teguh Nurtanto