Berantas Aksi Perundungan di Sekolah, Ini Upaya yang Dilakukan Dinas Pendidikan

Berantas Aksi Perundungan di Sekolah, Ini Upaya yang Dilakukan Dinas Pendidikan Ilustrasi, sekolah. (Bandung.go.id)

TERASBANDUNG.COM - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengaku prihatin dengan terjadinya aksi perundungan yang terjadi di salah satu SMP swasta di Kota Bandung.

Untuk itu, dalam upaya meminimalisir serta menekan terjadinya hal serupa, pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan merdeka belajar. Hal itu tentu terkait tidak boleh adanya perundungan baik secara fisik, verbal atau pun melalui media sosial.

"Kebijakan ini muncul juga sekolah penggerak, dan telah ada aturan soal itu bahwa perundungan tidak diperbolehkan. Tetapi saya kira akan kembali ke setiap anak harus menirukan sekitar, dan kita semua dituntut untuk memberikan teladan yang baik," paparnya, Kamis 24 November 2022.

Baca Juga : Disdukcapil Kota Bandung Optimalkan Terus Pemuktahiran Data Pemilih, Termasuk Pemilih Pemula

Disamping itu, Disdik Kota Bandung memiliki pengawas formal dan non formal berjenjang pembinaan rutin. Dengan mengusung Tagline saya aman, saya nyaman, dan saya bermanfaat ditegaskannya harus terus digalakan.

"Kita punya Pandawa dan yang datang kesana banyak meminta untuk memberikan pendampingan. Bandung banyak yang peduli, ini yang kita syukuri. Poinnya kita tetap berikan pengajaran kepada setiap anak, karena jangan sampai anak tidak mendapat pelajaran," bebernya.

Sementara itu, Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi mengatakan pihaknya optimis dapat menekan angka kasus perundungan dilingkungan sekolah, terutama Jabar dengan program 7 hari berkarakter.

Baca Juga : Dinkes Kota Bandung Jelaskan Penyebab Polio Mendadak pada Anak, Segera Lapor ke Puskesmas Jika Ada Kasus Serupa

"Gerakan 7 Harkat bercerita tentang wawasan kebangsaan, Selasa (wawasan global) dan Rabu (literasi dan lingkungan hidup)," paparnya di SMAN 25 Bandung, Kamis 24 November 2022.

Kemudian, lanjutnya, pada Kamis, gerakan tersebut bercerita mengenai wawasan lokal, Jumat (sehat jiwa raga), Sabtu (rumahku istanaku), dan Minggu (sosial-kemanusiaan).

"Itu dilakukan supaya kekinian, anak-anak itu punya karakter dan itu bisa dilakukan. Makanya tadi pak Gubernur memberikan contoh siapa yang sebelum datang kesekolah cium tangan ibunya, terus berbagi, itu adalah pembentukan hari karakter tadi," tuturnya.

Hanya, kata Dedi, karena zamannya kekinian, dia berharap bisa didokumentasikan dalam sebuah dokumen dan itu bisa di upload secara keseluruhan dalam satu bulan satu hari di tanggal 14.

"Jadi akan hadir sudah kita hitung 1.905.000 siswa, dikali 30 hari dalam sebulan, maka sebulan sekali bisa di upload secara serempak maka akan hadir sebanyak 58 ribu kebaikan yang ada di medsos," jelasnya menyudahi.***

Penulis: Tri Widiyantie | Editor: Dadi Mulyanto

Berita Terkini