10 Macam Puasa Sunnah yang Dianjurkan Nabi

10 Macam Puasa Sunnah yang Dianjurkan Nabi Ilustrasi berbuka puasa di bulan Ramadan/pixabay.

TERASBANDUNG.COM - Ada beberapa macam puasa sunnah yang bisa dilakukan bergantung dengan kebutuhan. Macam-macam puasa sunnah ini juga kerap dijalankan Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam (SAW) selama hidupnya.

Ya, selain puasa wajib selama bulan ramadhan, Rasulullah SAW juga menganjurkan kita untuk melaksanakan puasa sunnah yang bisa dilakukan di waktu-waktu tertentu sepanjang tahun.

Puasa sunnah adalah puasa yang dalam pelaksanaannya tidak diwajibkan, akan tetapi sangat dianjurkan dan waktu pelaksanaannya juga pada waktu-waktu yang tertentu.

Namun ada juga puasa sunnah yang dapat dilakukan pada waktu kapan saja. Banyak keutamaan puasa sunnah tergantung dari macam puasa sunnah itu sendiri.

Baca Juga : VIDEO Uji Coba Persib vs Bandung United: David da Silva Hattrick Maung Bandung Menang 6-0

Merangkum dari berbagai sumber inilah puasa sunnah yang dapat dikerjakan beserta waktu pelaksanaannya:

1. Puasa Senin dan Kamis

Salah satu dari macam puasa sunnah yang paling sering dilakukan adalah Puasa Senin Kamis. Puasa Senin Kamis adalah puasa sunnah yang dilakukan pada hari senin dan hari kamis.

Tidak ada kewajiban yang mengiri puasa senin kamis ini, keduanya merupakan hari amal-amal hamba diangkat dan diperlihatkan kepada Allah SWT.

Karena itu, afdhalnya puasa senin kamis ini yaitu berpuasa pada hari Senin dan diikuti dengan puasa pada hari Kamis.

Anjuran ini sebagaimana hadist dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.” (HR. An Nasai no. 2360 dan Ibnu Majah no. 1739. Shahih)

2. Puasa Daud

Puasa daud dikerjakan dengan sehari berpuasa dan dan sehari berikutnya tidak, begitu seterusnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR. Bukhari no. 3420 dan Muslim no. 1159)

3. Puasa 6 Hari pada Bulan Syawal

Puasa Syawal dilakukan ketika bulan Syawal dan dikerjakan selama enam hari. Puasa ini merupakan sunnah Nabi.

Adapun pelaksanaannya dapat dilakukan kapanpun selama itu masih memasuki bulan Syawal. Puasa syawal memiliki keutamaan yang telah disebutkan di dalam hadis Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam yang artinya :

“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan. Kemudian diikuti puasa enam hari bulan Syawal, maka itulah puasa satu tahun.” (HR. Muslim no. 1164)

Baca Juga : Geger Video Bullying Anak SMP di Bandung, Buat Para Orang Tua Ketahui 5 Ciri Anak Jadi Korban Perundungan

4. Puasa Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Pada sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan seperti berdzikir, istigfar, berdo’a, bersedekah, serta yang paling ditekankan adalah melakukan puasa.

Mengapa? Karena Keutamaan Bulan Dzulhijjah di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sama seperti kita berpuasa selama setahun penuh serta seperti kita mengerjakan sholat setiap malam yang sebanding dengan sholat pada malam Lailatul Qodar.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya…” (HR. Abu Daud no. 2437)

5. Puasa Arafah

Puasa ‘Arofah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata:

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa ‘Arofah? Beliau menjawab, ”Puasa ‘Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162). Sedangkan untuk orang yang berhaji tidak dianjurkan melaksanakan puasa ‘Arofah.

6. Puasa Tiga Hari Setiap Bulan Hijriyah

Puasa ini lebih dikenal sebagai puasa ayyamul bidh. Pelaksanaanya adalah 3 hari setiap pertengahan bulan, yaitu tanggal 13, 14, 15.

Keutamaan puasa sunnah ini disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, An-Nasa’I, dan At-Tirmidzi, Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassallam bersabda :

“Wahai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (bulan hijriah).”

Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu pernah berkata:

“Kekasihku yaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati yaitu berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan sholat dhuha, dan mengerjakan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178)

Baca Juga : Video Viral! Penumpang Kereta Diturunkan Petugas Gegara Anaknya Rewel

7. Puasa Asyura (10 Muharram)

Keutamaan puasa ‘Asyura sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Qotadah di atas. Puasa ‘Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram.

Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertekad di akhir umurnya untuk melaksanakan puasa ‘Asyura tidak bersendirian, namun diikutsertakan dengan puasa pada hari sebelumnya (9 Muharram).

Tujuannya adalah untuk menyelisihi puasa ‘Asyura yang dilakukan oleh Ahlul Kitab.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163).

8. Puasa Tasu’a

Puasa Tasu’a merupakan ibadah Sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharram. Puasa ini dilakukan untuk mengiringi puasa yang akan dilakukan keesokan harinya, yaitu pada tanggal 10 Muharram.

Hal ini dilakukan karena pada tanggal 10 Muharram orang-orang Yahudi juga melakukan puasa.

Jadi melaksanakan puasa pada tanggal 9 Muharram bertujuan untuk mengiringi puasa keesokan harinya yang akan membedakan dengan puasa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa saat Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam sedang melaksanakan puasa Asyura. Dan beliau memerintahkan para sahabat untuk melakukan puasa pada hari itu juga.

Pada saat itu ada beberapa sahabat yang berkata:

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanggal 10 Muharram itu, hari yang digunakan dan diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani.” Lalu Rasulullah menjawab “Jika datang tahun depan, InsyaAllah kita akan puasa tanggal 9 (Muharram)”.”Ibnu Abbas melanjutkan, “Namun belum sampai menjumpai Muharram tahun depan, Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam sudah wafat.” (HR. Muslim 19160)

9. Puasa di Bulan Sya’ban

Puasa sya’ban merupakan puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassallam. Dari Sayyidatina Aisyah Radhiyallahu Anhu beliau berkata :

“Adalah Rasulullah SAW berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).

Selain itu, ada juga Hadist dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan"

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)

Baca Juga : 5 Makanan khas Indonesia yang Sudah Mendunia, Kelezatannya Tak Tertandingi

10. Puasa bagi Pemuda yang Belum Menikah

Inilah Puasa Sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap pemuda yang belum menikah sebagai pengingat diri, terutama bagi pemuda yang memiliki syahwat tinggi.

Puasa ini bisa dilakukan kapan saja kecuali pada hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa.

Adapun faedah yang bisa didapatkan dengan menjalankan puasa ini adalah dapat menjadi perisai bagi mereka yang belum menikah dari godaan syahwat yang sangat kuat.(Baca : Tips agar Lancar Berpuasa)

Rasulullah SAW bersabda:

“Wahai sekalian pemuda, barangsiapa diantara kalian yang telah memiliki kemampuan untuk menikah, maka hendaklah segera menikah, karena menikah akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah shaum karena shaum akan menjadi perisai baginya.” ( HR. Bukhari dan Muslim)

Itulah 10 macam puasa sunnah, semoga bermanfaat.***

Penulis: Tim Teras Bandung | Editor: Dadi Mulyanto

Berita Terkini