TERASBANDUNG.COM - Ramai di media sosial lagu Halo-halo Bandung diduga dijiplak nada dan liriknya, kemudian diganti dengan Helo Kuala Lumpur.
Akun YouTube Lagu Kanak TV mengunggah video berdurasi 18 menit sejak tahun 2018 yang merupakan kompilasi lagu anak-anak Malaysia bersifat patriotik.
Dengan animasi visual dan nada yang mencuri perhatian anak-anak, video tersebut memperlihatkan nyanyian yang nada dan beberapa liriknya sangat mirip dengan lagu Halo-halo Bandung.
Merespon hal itu, Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, mengaku belum mengetahui secara persis adanya dugaan penjiplakan lagu Halo-halo Bandung dari oihak Malaysia itu.
Bahkan, Ema Sumarna pun mengaku belum sempat mendengarkan secara langsung lirik dan musik dari lagu Halo Kuala Lumpur yang memiliki kemiripan dengan Halo-halo Bandung.
"Nah, saya belum tahu. Saya juga tadi ditanya, jujur saja saya baru tahu dari wartawan. Saya belum dengar, belum tahu. Jadi saya mohon maaf, saya belum bisa berkomentar," kata Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Rabu 13 September 2023.
Meski begitu, dia menegaskan bahwa Lagu Halo-halo Bandung merupakan lagu nasional Indonesia yang diciptakan oleh Ismail Marzuki.
Lagu itupun dinilai memiliki latar belakang sejarah yang berkaitan dengan erat dengan perjuangan warga Bandung.
"Lagu Halo-halo Bandung itu yang menciptakan orang Indonesia. Ada peristiwanya tuh, Bandung Lautan Api kan dari sana yang menginspirasi. Bagaimana kita kembali meraih kemenangan ya," tegas Ema Sumarna.
Sejarah singkat Diciptakannya Halo-Halo Bandung
Ismail Marzuki menciptakan Halo-Halo Bandung pada tahun 1946. Diketahui, komponis kelahiran Jakarta itu terinspirasi dari banyak peristiwa.
Dari liriknya yang mencerminkan perjuangan, Ismail Marzuki ternyata juga menyisipkan kisah romantis, seperti yang dikutip dari laman Bandung.go.id.
Mengutip CNN Indonesia, lagu Halo-Halo Bandung memiliki 3 versi. Versi pertama dalam berbahasa Sunda yang ditulis sang komposer sebelum Perang Dunia II.
Versi awal yang romantis ini mengungkapkan rasa rindu yang sentimental, sebagaimana dikutip dari DetikJabar.
Baca Juga : Harga Tiket Persib vs Persikabo 1973 Ada Diskon 20-10 Persen, Selatan dan Timur Jadi Rp 100.000.
Baca Juga : Selain Indonesia, Ini Daftar 15 Negara yang Lolos ke Piala Asia U-23 2024 Qatar
Liriknya ditulis berdasarkan pengalaman Ismail Marzuki yang singgah di kota kembang bersama istrinya, Eulis Zuraidah.
Sementara itu, versi kedua lagu dibuat selama penjajahan Jepang di mana lirik diubah menjadi Bahasa Indonesia dengan tujuan membangkitkan semangat nasionalisme.
Perubahan kembali terjadi untuk yang ketiga kalinya saat Ismail dan istri angkat kaki dari Bandung saat peristiwa bersejarah Bandung Lautan Api terjadi, tepatnya pada 23-24 Maret 1946.
Hasil perubahan terakhir dari lagu tersebut menjadi versi yang dikenal saat ini.***
Penulis: Tim Teras Bandung | Editor: Dadi Mulyanto