TERASBANDUNG.COM - Keberhasilan PLN dalam menjaga keandalan pasokan listrik khususnya di wilayah Bandung Raya dan sekitarnya, tak lepas dari peran srikandi PLN.
Mereka tak gentar berkecimpung langsung dan mengambil peran digarda terdepan kelistrikan. Dua diantara para srikandi tersebut adalah Chellavie Aulia Firdaus (24) dan Putu Ayu Candra Dewi (27).
Chella, sapaan akrab Chellavie Aulia, sehari-harinya bekerja sebagai seorang teknisi pemeliharaan proteksi, meter dan otomasi di Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk. Chella, satu-satunya perempuan dalam tim tersebut, seringkali dihadapkan pada berbagai situasi darurat, salah satunya ketika menangani permasalahan kerusakan peralatan di GITET New Ujung Berung saat lebaran beberapa waktu lalu.
Saat itu, CT atau Current Transformer yang merupakan material transmisi utama mengalami gangguan sehingga menyebabkan performa peralatan terganggu.
Chella, yang merupakan satu-satunya perempuan dalam tim, bersama dengan anggota regu pemeliharaan lain bergegas melakukan penggantian. Peralatan yang rusak, mulai dari proses pembongkaran, pemasangan material baru hingga proses penormalan sistem listrik.
“Situasinya waktu itu adalah siaga idul fitri dan beberapa dari kami tidak berada ditempat karena sedang libur idul fitri dan bukan jadwalnya piket. Namun karena kondisinya sangat urgent, harus segera ditangani, beberapa dari kami yang sudah mudik, termasuk saya, harus kembali meluncur ke gardu induk untuk melakukan penanganan,” kata Chella.
Meski berada dalam situasi darurat yang penuh tekanan karena penanganan harus dilakukan secara tepat dan cepat dalam waktu kurang dari 24 jam, Chella merasakan kekompakan yang luar biasa.
“Saya merasa trenyuh oleh kekompakan dan keiklasan teman-teman yang mengambil peran dalam kondisi darurat kelistrikan di tengah libur lebaran ini,” tambah Chella.
Selain Chella, pengalaman bekerja di garda terdepan transmisi juga dirasakan Ni Putu Ayu. Dara yang akrab disapa Ayu ini sehari-hari bekerja sebagai teknisi pemeliharaan Gardu Induk di ULTG Bandung Barat.
Dia berkesempatan menjajal pekerjaan yang biasanya dilakukan laki-laki, yakni melakukan online washer yang merupakan metode pembersihan material utama transmisi yang dilakukan dalam kondisi listrik tidak dipadamkan. Peralatan ini bekerja dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi dengan konditivitas air rendah.
“Cukup sulit sih, apalagi kalau membersihkan peralatan yang jaraknya cukup jauh, karena tekanannya semakin besar untuk menahan nozzle air yang semakin berat. Harus keluar tenaga yang ekstra, namun keseluruhan prosesnya menyenangkan, terlebih karena saya diberi kesempatan untuk melakukan pekerjaan itu,” ungkap Ayu.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah, Tejo Wihardiyono, menyampaikan apresiasinya atas seluruh kontribusi yang diberikan para srikandi PLN baik yang bekerja di sisi operasional, strategis, maupun pendukung.
“Mereka, para srikandi PLN, hadir sebagai wujud pengarusutamaan gender di perseroan untuk menciptakan iklim kerja yang sehat dan memberikan kesempatan yang besar bagi perempuan di PLN untuk berprestasi dan mengembangkan potensi karirnya. Hal ini menjadi perwujudan women empowerment,” terang Tejo.
Hal yang sama juga disampaikan Manager UPT Bandung, Stefanus Yan Kurniawan. Menurutnya, kontribusi para Srikandi PLN dalam menjaga keandalan pasokan listrik di sisi transmisi ini menjadi sebuah kesempatan yang istimewa. Kesempatan tersebut menjadi ruang khusus bagi perempuan untuk dapat menginspirasi perempuan lain di luar sana dan terus mengembangkan potensi terbaiknya.
"Peran para srikandi PLN UPT Bandung ini dapat menginspirasi dan meningkatan semangat juang para wanita dalam kegiatan strategis maupun operasional yang tentunya membawa dampak positif di era modernitas,” pungkas Yan.
Penulis: Sirojul Mutaqien | Editor: Sirojul Mutaqien