Kisah Agen Bandung Siaga 112: Tugas Berat, Tantangan Malam Hari, dan Layanan Darurat 24 Jam Tanpa Henti

Kisah Agen Bandung Siaga 112: Tugas Berat, Tantangan Malam Hari, dan Layanan Darurat 24 Jam Tanpa Henti Bukan Sekadar Angkat Telepon: Inilah Orang-Orang yang Menjaga Bandung 24 Jam. (Bandung.go.id)

TERASBANDUNG.COM - Di sebuah ruangan terpencil yang jarang terlihat mata publik, tiga petugas duduk di depan komputer bergantian mengetik, mendengar, dan memantau.

Aktivitas mereka tidak pernah berhenti, bahkan ketika Kota Bandung sedang lelap, atau saat warga lain menikmati hari libur nasional bersama keluarga.

Merekalah para Agen Bandung Siaga 112, para Call Taker yang menjadi garda terdepan ketika warga mengalami situasi darurat.

“Bandung Siaga 112, kejadian darurat apa yang dilaporkan?” begitu suara pertama yang akan terdengar setiap kali seseorang menghubungi 112 untuk melaporkan kondisi genting.

Baca Juga : Alun-alun Bandung Segera Beroperasi Lagi, Wajah Baru Lebih Nyaman dan Aksesibel untuk Semua

Di sudut Bandung Command Center, tiga meja dan layar komputer terisi penuh—dijaga 24 jam tanpa putus. Para agen bekerja dalam tiga sif: pagi (06.00–14.00), siang (14.00–22.00), dan malam (22.00–06.00 WIB).

Pengabdian yang Tak Kenal Waktu

Salah satu Agen, CLP, sudah hampir 10 tahun mengabdikan diri. Setiap kali mendapat tugas pagi, ia harus menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah—menyiapkan sarapan, membereskan rumah—sebelum pukul lima pagi.

“Sif pagi dimulai pukul 06.00 WIB. Telat satu menit aja, fatal. Soalnya kasihan mereka yang sudah jaga piket sif malam,” ujarnya.

Rutinitas ini sudah ia jalani selama delapan tahun. Jenuh tentu pernah datang, tetapi ada cara-cara kecil yang membuatnya terus bersemangat.

Agen lain, GS, justru lebih sering bertugas malam hari. Ia bercerita bagaimana harus berjuang melawan kantuk, meninggalkan keluarga di rumah, hingga bertugas saat hari-hari besar.

“Hari Idulfitri kami tetap berjaga… pagi-pagi salat id, pukul 12 siang harus sudah pergi ke kantor,” tuturnya.

Dalam sehari, ratusan laporan darurat masuk. Namun jumlah itu belum termasuk prank call dan ghost call yang masih sering mengganggu.

FI, yang baru enam tahun bertugas, menyebut pekerjaannya sebagai pengalaman sangat berharga. Ia bahkan pernah menerima laporan gawat darurat yang melibatkan keluarga pelapor sendiri.

Baca Juga : Berubah Total! Begini Wajah Baru Taman Lansia Bandung yang Lebih Aman untuk Orang Tua

“Laporan gawat darurat seperti bunuh diri, dan laporan dari rumah sendiri, keluarga sendiri, itu jadi momen yang tak terlupakan,” ujarnya.

Di sif malam, para agen harus pintar mengatur stamina.

“Kalau piket malam, ngantuknya luar biasa… satu agen kebagian dua jam istirahat bergiliran,” ungkap FI.

Mereka mengisi waktu senggang dengan berbincang ringan sambil memantau ratusan CCTV di layar besar. Tiga kali sehari, mereka juga membuat laporan rekap peristiwa untuk diunggah ke Instagram @bandungsiaga112.

Koordinasi Tingkat Tinggi dalam Situasi Genting

Menjadi Call Taker 112 bukan sekadar mengangkat telepon. Mereka harus mampu menilai apakah sebuah laporan benar-benar darurat dan kepada siapa laporan itu harus diteruskan.

Agen RDG menekankan pentingnya kepekaan.

“Sebagai Call Taker, kami harus cepat dan tepat memutuskan… ke pihak mana kami meneruskan laporan,” katanya.

Ia masih mengingat masa pandemi Covid-19 sebagai periode paling penuh tekanan.

“Riuh banget… nyawa manusia itu kayak jadi taruhannya. Tapi Alhamdulillah kita bisa lewati,” kenangnya.

Baca Juga : Banyak Kecelakaan Libatkan Mahasiswa, Kajian ITB Ungkap Rendahnya Kesadaran Keselamatan di Jatinangor

Sebagai Supervisor, ia juga menjaga koordinasi lintas instansi—mulai dari Pemadam Kebakaran, DPKP, hingga Kepolisian.

RDG mengingatkan agar masyarakat menggunakan layanan ini dengan bijak.

“Dengan tidak menyalahgunakan layanan ini, tidak melakukan prank call,” tegasnya.

Meski sudah bertahun-tahun bertugas, semangat para agen tidak pernah luntur. Mereka tetap bekerja dengan tekad yang sama seperti hari pertama.

Bandung Siaga 112 siap membantu setiap warga yang mengalami situasi darurat. Anda cukup menekan 112 dari ponsel, bebas pulsa dan bisa diakses di seluruh Kota Bandung.

Pastikan melapor dengan tenang agar para agen dapat membantu secara maksimal.***

Penulis: Ely Kurniawati | Editor: Dadi Mulyanto

Berita Terkini