Tim Tanggap Darurat Bencana Sumatera Utara ITB bersama Camat Tanjung Pura, Polres, IA ITB Sumut, dan Tokoh Masyarakat usai uji coba sistem deteksi banjir. (Ist)
TERASBANDUNG.COM – Tim Tanggap Darurat Bencana Sumatera Utara dari Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melakukan uji coba pemasangan sistem deteksi banjir mutakhir di Jembatan Lontura, Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, pada Rabu (17/12/2025).
Program yang murni didanai melalui hibah Kemendiktisaintek ini memperkenalkan teknologi bernama "Siaga Tanjung Pura".
Teknologi ini digadang-gadang sebagai terobosan baru dalam mitigasi bencana hidrometeorologi karena mengintegrasikan sensor Automatic Water Level Recorder (AWLR), Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dan pemetaan simulasi banjir.
Warga sekitar Sungai Batang Serangan dapat melakukan akses informasi level air aktual, prediksi dan pemetaan simulasi banjir melalui website siagatanjungpura.com
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Dr. Lulu Lusianti Fitri, M.Sc. dari Tim Tanggap Darurat Bencana Sumatera Utara ITB dan merupakan kolaborasi dari civitas akademika ITB; Muhammad Abizar, ST.MT. (Teknik Pertambangan 2024), Muhammad Abdurrachman Rizqi,ST.MT. (Teknik Geodesi 2024), dan Muhammad Zidni Alkindi (Mahasiswa Sistem dan Teknologi Informasi ITB angkatan 2023) yang disetujui oleh dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Dr. Hasballah Zakaria, M.Sc dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, ITB.
Dalam pelaksanaannya di lapangan, tim ITB turut menggandeng Ikatan Alumni (IA) ITB Sumatera Utara, serta dosen dan mahasiswa dari Fakultas Teknik Sipil, Universitas Negeri Medan (UniMed).
Turut hadir menyaksikan proses instalasi dan uji fungsi alat tersebut Camat Tanjung Pura, jajaran Polres Tanjung Pura, serta tokoh masyarakat setempat yang menyambut antusias inisiatif ini.
Mahasiswa ITB (Abizar & Zidni) bersama mahasiswa UniMed saat melakukan instalasi sensor "Siaga Tanjung Pura" di Jembatan Lontura, Langkat, Rabu (17/12).
Kecerdasan Buatan di Titik Rawan
Pemilihan Jembatan Lontura sebagai lokasi pemasangan bukan tanpa alasan. Lokasi ini diidentifikasi sebagai titik luapan pertama saat debit air sungai meningkat drastis, yang kerap menjadi indikator awal sebelum banjir merendam pemukiman warga yang lebih luas.
Keunggulan utama sistem "Siaga Tanjung Pura" terletak pada kemampuan prediksinya. Berbeda dengan alat ukur biasa yang hanya menampilkan tinggi muka air saat ini, sistem ini dilengkapi model AI yang mampu memberikan prediksi ketinggian air hingga 1 jam ke depan.
Fitur ini memberikan "waktu emas" bagi warga untuk evakuasi atau menyelamatkan barang berharga sebelum air benar-benar naik.
Selain cerdas, alat ini juga dirancang ramah lingkungan dan mandiri energi dengan menggunakan tenaga surya (solar panel), sehingga operasionalnya tidak terganggu jika terjadi pemadaman listrik saat badai atau banjir.
Mahasiswa ITB (Abizar & Zidni) melakukan pemaparan dan menyerahkan Sistem Siaga Tanjung Pura kepada Dinas PUPR Sumatera Utara, Kamis (18/12). (Ist)
Diserahkan ke PUPR untuk Skala Lebih Luas
Meskipun uji coba teknis pada tanggal 17 Desember berjalan sukses, alat tersebut saat ini belum dioperasikan secara permanen di lokasi dikarenakan pertimbangan keamanan.
Sehari pasca uji coba, teknologi dan purwarupa sistem ini secara resmi diserahkan kepada pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Sumatera Utara.
Kepala Seksi Sungai, danau dan Pantai PUPR-SU, Habibi El Hadidi, menyampaikan hal ini merupakan terobosan baru untuk monitoring sungai di wilayah Sumatera Utara.
Di Wilayah sungai Batang Serangan memiliki alat serupa, namun sistem pengambilan datanya dilakukan secara konvensional.
Harapannya Dinas PUPR-SU dapat melakukan pengintegrasian dengan data curah hujan, sehingga sistem peringatan dini ini dapat menjadi percontohan untuk daerah lainnya.
Langkah strategis ini diambil agar teknologi "Siaga Tanjung Pura" dapat dipatenkan dan dikelola langsung oleh pemerintah daerah.
Tujuannya adalah standarisasi, sehingga kelak sistem peringatan dini canggih ini tidak hanya eksklusif melindungi Tanjung Pura, tetapi dapat diduplikasi dan dipasang secara massal di berbagai daerah rawan banjir lainnya di Sumatera Utara dengan standar pemeliharaan yang terjamin.
Kolaborasi antara akademisi ITB, pendanaan Kemendiktisaintek, dan pemerintah daerah ini diharapkan menjadi model percontohan mitigasi bencana yang berkelanjutan di Indonesia.***
Penulis: Ely Kurniawati | Editor: Dadi Mulyanto