TERASBANDUNG.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali selalu mendukung kegiatan yang berkaitan dengan perdamaian di sepak bola Indonesia.
Maka tak aneh ketika Universitas Negeri Surabaya (Uneas) menggelar sarasehan bertema 'Damailah Sepak Bola Indonesia', Menpora menaggapi dengan sangat serius.
Menpora Amali berharap kegiatan yang membahas sepak bola itu menghasilkan rekomendasi dan solusi baik untuk kemajuan cabang olahraga tersebut.
"Terima kasih keluarga besar Universitas Negeri Surabaya yang telah menyelenggarakan sarasehan ini. Saya kira ini yang pertama yang dilakukan kampus setelah adanya tragedi Kanjuruhan," kata Menpora Amali dilansir dari laman resmi Kemenpora.
Sarasehan 'Damailah Sepak Bola Indonesia' melibatkan Sosiolog Imam Prasodjo, Ketua Asprov PSSI Jawa Timur Ahmad Riyadh, perwakilan suporter, serta sejumlah pihak terkait lainnya.
Menpora mengatakan kegiatan ini penting dilakukan sebab setelah tragedi Kanjuruhan telah memunculkan berbagai informasi yang saling pro dan kontra. Dan belum ada yang momotret secara komprehensif terutama dari tinjauan sosiologis.
“Karena ini forum akademik Sarasehan di kampus, maka saya kira kita harus menampilkan hal-hal yang berbeda. Walaupun tujuannya sama adalah perbaikan sepak bola nasional," papar Menpora.
Sebagai catatan pemerintah telah mengatur keberadaan supporter Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Keolahragaan terutama pada pasal 54 dan 55. Untuk menerjemahkan dan implementasi pasal ini, Kemenpora akan melakukan sosialisasi dan mendengarkan aspirasi dari kelompok-kelompok suporter.
Baca Juga: PSSI Penuhi Panggilan TGIPF Terkait Tragedi Stadion Kanjuruhan, Begini Hasilnya
Menpora Amali pun berharap kegiatan Sarasehan ini menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan sepakbola Indonesia terutama bagi pemerintah sebagai dasar pengambilan keputusan.
“Mudah-mudahan ada rekomendasi-rekomendasi yang baik untuk menjadi dasar pengambilan keputusan bagi pemerintah dari hasil rekomendasi ini,” pungkas Menpora.**
Penulis: Teguh Nurtanto | Editor: Teguh Nurtanto