Lama Meredup, Perajin Sepatu Bangkit Kembali Lewat Festival Sentra Cibaduyut

Lama Meredup, Perajin Sepatu Bangkit Kembali Lewat Festival Sentra Cibaduyut Pemkot Bandung melalui Disdaginmenggelar Festival Sentra Cibaduyut di Cihampelas Walk 8-13 November 2022. (Tri Widiyantie/TERASBANDUNG.COM)

TERASBANDUNG.COM - Pusat perajin Cibaduyut sempat meredup, terlebih pasca pandemi Covid-19, karena itu Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung menggelar Festival Sentra Cibaduyut di Cihampelas Walk 8-13 November 2022.

"Tentunya bertujuan meningkatkan kembali brand sepatu Cibaduyut yang tidak dipungkiri terus meredup. Kita berharap naik kelas lagi, dan Sentra Cibaduyut kembali menjadi tujuan wisata," jelas Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah, kemarin.

Ia menjelaskan, ada 22 perajin Sentra Cibaduyut yang ikut dalam gelaran Festival Sentra Cibaduyut. Produk yang dijajakan antara lain sepatu, tas, rompi dan produk lainnya dari bahan kulit.

Dipaparkan Elly total pengrajin sepatu di Cibaduyut ada 437 perajin yang kini didominasi oleh penjual online. Dari jumlah tersebut, Elly berharap perajin Sentra Cibaduyut semua memiliki kesempatan untuk mengikuti Festival Sentra Cibaduyut.

Baca Juga : Penerimaan CASN Tenaga Teknis Pemkot Bandung Tahun 2022 Dibuka, Berikut Jadwal dan Syaratnya

“Jika melihat animo acara ini bagus ada kemungkinan akan kembali digelar, semoga bisa semua ikut,” papar Elly.

Elly juga memgatakan, tidak ada target dalam event tersebut, karena menurutnya tujuan untuk menggaungkan kembali perajin sepatu atau branding. Untuk target pihaknya tidak memprioritaskan.

"Alhamdulillah sudah ada yang melakukan transaksi jual beli. Harga produk sepatu di Cibaduyut bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga mencapai dua juta. Harga produk sepatu yang ada disini relatif terjangkau dengan kualitas yang baik," tambahnya.

Disela-sela pembukaan, salah seorang pengrajin sepatu di Cibaduyut Syamsuludin mengaku, mulai menggeluti bisnis sepatu di Cibaduyut sejak 2006. Dia pun sempat merasakan masa kejayaan bisnis sepatu pada 2000-an.

Sayangnya, pamor sentra industri sepatu di Cibaduyut terus menurun. Syamsuludin memperkirakan hal itu terjadi karena gempuran produk impor yang masuk ke Indonesia khususnya ke Kota Bandung.

"Dulu berjaya, bahkan jadi nomor satu. Tapi sekarang menurun karena ada produk impor. Kita memutar otak agar usaha tetap berjalan. Salah satu strategi yang kita lakukan saat ini yaitu menjual produk sepatu secara online, dan belajar memahami seluk beluk jual beli di marketplace," ucap Syamsuludin.

Baca Juga : Memperingati Hari Pahlawan, Yana Mulyana: Kota Bandung Butuhkan Pahlawan-pahlawan Baru

Syamsuludin pun berharap, agar pemerintah dapat mengintervensi harga bahan baku sepatu dan lebih dipermudah. Sebab dua hal tersebut dapat membuat harga produksi bisa lebih bersaing.

"Dari luar tolong impor jangan dimanja banget, perhatikan kita sebagai produk lokal. Kita berani mengatakan, bahwa kualitas produk sepatu Cibaduyut tidak kalah bagus dengan produk impor atau di dalam negeri. Apalagi Cibaduyut sudah dikenal sebagai sentra industri sepatu," tandasnya.***

Penulis: Tri Widiyantie | Editor: Dadi Mulyanto

Berita Terkini